Home / SUMUT / Pemprov Sumut Cegah Masuknya Paham ISIS di Wilayahnya

Pemprov Sumut Cegah Masuknya Paham ISIS di Wilayahnya


MEDAN | Paham “Islamic State of Iraq and Syria” (ISIS) harus diwaspadai dan dicegah dini jangan sampai berkembang di Sumatera Utara (Sumut) karena tidak sesuai ideologi Pancasila sebagai dasar negara.

Demikian salah satu kesimpulan Silaturrahmi Badan Kesbangpol dan Linmas Provinsi Sumut dengan forum-forum strategis Sumut di Aula Kebangsaan instansi tersebut, Selasa (5/8/2014).

Kepala Badan Kesbangpol dan Linmas Sumut Eddy Syofian MAP juga mengharapkan masyarakat arif dan bijaksana menyikapi berbagai fenomena yang ada, terutama yang berasal dari luar negeri.

“Solidaritas antar bangsa terhadap ketidakadilan misalnya adalah hal yang sah-sah saja, tetapi jangan sampai mengganggu tatanan kebangsaan dan harus tetap dalam koridor Pancasila dan negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” ujar Eddy.

Baca Juga:  Ini Penyebab Kota Medan Alami Inflasi  0,58 Persen Di Januari 2020

Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sumut DR H Maratua Simanjuntak MA mengimbau organisasi-organisasi Islam jangan sampai terpengaruh terhadap perkembangan luar negeri yang tidak sesuai dengan watak dan karakter Bangsa Indonesia.

“MUI juga telah sependapat untuk tidak mengembangkan atau tidak menerima faham ISIS. Namun sebagai persaudaraan Islam, Palestina perlu kita dukung agar Israel tidak semena-mena membordir warga Gaza,” tegasnya.

Selain Maratua, hadir pada silaturrahmi ini antara lain Ketua FPK Sumut H Bahari Damanik, Wakil Ketua FKDM Sumut H A Rahim Harahap, Ketua Forum Pelestarian Budaya Sumut H Pandapotan Nasution dan para pejabat struktural Kesbangpol.

Pada acara yang juga diisi ceramah Agama oleh Al Ustadz Surianda Lubis SAg juga hadir tokoh-tokoh etnis seperti Drs S Is Sihotang dan tokoh pemuda diantaranya Ketua HMI Cabang Medan Mirza Zamzami.

Baca Juga:  Hujan Deras Landa Medan saat Ratusan Paranormal Lakukan Ritual Ini

Lebih lanjut Maratua mengakui ISIS merupakan suatu upaya mendirikan negara Islam, awalnya khusus untuk Irak dan Syria, namun pahamnya kemudian merebak ke seluruh dunia termasuk Indonesia.

“Pada saat Indonesia merdeka dahulu memang pernah ada orang yang berupaya agar negera ini menjadi negara Islam namun oleh pemimpin-pemimpin bangsa saat itu termasuk para tokoh Islam disadari bahwa Indonesia bukan lah negara Islam yang tepat sehingga akhirnya negara ini berazaskan Pancasila,” ujarnya.

Lanjutnya, kemudian muncul DI/ TII namun ternyata tidak bisa membumi di Indonesia karena budaya bangsa Indonesia memang budaya toleran, ramah, gotong royong dan budaya saling menghargai dan saling membesarkan Agama-agama tanpa menyinggung keyakinan dan akidah.

Baca Juga:  Nyambi Jadi Pengedar Ganja, Petani Ini Diciduk Polisi

“Oleh sebab itu paham ISIS untuk Indonesia tidak tepat dikembangkan. Biarkanlah Indonesia berkembang sebagai negara Pancasila. Tidak perlu dipengaruhi lagi. Jadi yang sudah dirintis oleh para pendahulu kita itu yang kita laksanakan dengan dasar negara Pancasila,” ujarnya. [reza| ray]

Terkait


Berita Terbaru