Bangun TPA Regional, Labuhanbatu Butuh Lahan Baru
LABUHANBATU | Pengadaan lahan baru untuk tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di Labuhanbatu mendesak dibutuhkan. Alasannya, lokasi TPA Perlayuan, Pulo Padang, Rantau Utara sudah tidak ideal lagi.
“Sudah saatnya dipikirkan mencari lahan baru untuk areal TPA,” ungkap Kamal Ilham, Minggu (17/8/2014) di Rantauprapat.
Karena kata dia, TPA Pulo Padang dipastikan bakal tidak akan mampu lagi menampung produksi sampah warga kota Rantauprapat dan sekitarnya. “Sebab lahannya sudah menipis,” beber Kamal.
Apalagi, kata dia, produksi sampah perhari rata-rata mencapai 15 truk. Baik sampah jenis organik dan non organik. “Sampah dari Rantauprapat dan sekitarnya takkurang dari 30 ton perhari. Sebanyak itu mesti ditampung TPA Pulo Padang,” ujarnya.
Mengantisipasi kurangnya lahan tersebut, pihak Dinas Pasar dan Kebersihan akhirnya memilih dan memilah sampah daur ulang. “Kita pilah mana yang mesti ditanam dan dipilih mana sampah daur ulang yang bisa dijual kembali,” papar Kamal.
TPA Regional
Kata dia, solusi kekurangan lahan itu ditempuh dengan mengajukan permohonan pelepasan kawasan hutan ke Kementerian Kehutanan RI di Jakarta melalui Dinas Perkebunan dan Kehutanan Labuhanbatu.
Menurutnya, memang sudah direalisasikan. Tapi, masih dibawah target. Karena kebutuhan lahan seluas 30 hektar. Sementara yang direspon Kementerian hanya seluas lima hektar. “Kita butuhkan 30 ha. Tapi direalisasi hanya 5 hektar,” ungkapnya.
Menurut dia, Setidaknya ada lahan seluas 10 hektar yang dapat diplot menjadi kawasan TPA Regional. “Minimal untuk proyek tersebut butuh 10 ha lahan,” ujarnya.
Dengan pola itu, katanya akan dapat ditata lokasi TPA Sampah, pengkomposan, biogas dan pengolahan limbah kimia. “Fungsi TPA itu multifungsi,” tandasnya. [jar]




