Home / NEWS / Netizen Minta Menkes Berkantor di Pekanbaru

Netizen Minta Menkes Berkantor di Pekanbaru


MEDAN| Tanggapan Menteri Kesehatan (Menkes) Nila F Moeloek soal kematian seorang bayi yang diduga karena kabut asap di Jambi, mendapat respon negatif dari kalangan netizen. Para netizen mengaku kecewa, karena komentar sang Menteri tidak memberikan simpati pada jatuhnya korban akibat bencana kabut asap di Sumatera dan Kalimantan.

Menkes Nila menilai, bayi malang asal Jambi tersebut meninggal bukan karena kabut asap, tapi karena bayi tersebut memiliki kegagalan organ dan penyakit infeksi.

“Fisiknya tidak terlalu baik dan mungkin tidak mendapat oksigen yang baik. Kami juga tidak tahu betul apakah ia mendapat pertolongan yang cepat ke rumah sakit. Jadi, memang dia memiliki organ yang tidak normal,” kata Menkes Nila.

Menurutnya, penyakit Infeksi Pernafasan Akut (ISPA) tidak akan menyebabkan kematian jika diberi penanganan yang baik. “ISPA ini kalau diobati bisa sembuh kok. Jadi yang bisa kita lakukan hanya mencegah. Kalau sudah sakit segera diobati, jangan sampai terlambat,” ujar Menkes Nila kepada wartawan di Jakarta, Selasa (6/10/2015). [Baca Juga: Menkes: “ISPA Kalau Diobati Bisa Sembuh Kok“]

Baca Juga:  BNPB: "Hanya 7 Provinsi di Indonesia Saja Tidak Tertutup Asap"

Kalangan netizen, khususnya pengguna facebook mengecam pernyataan sang Menteri tersebut. Pernyataan itu dianggap tak bersimpati pada jatuhnya korban atas bencana kabut asap yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan.

“Bu.. ISPA memang bisa diobatin. Tapi kalo kondisi asap sudah kayak di Riau, yang namanya bayi sama anak-anak pasti rentanlah. Apa bayi dan anak-anak bisa tenang duduk manis dipakein masker tiap saat bu?? Coba Ibu dateng ke Riau. Nginep di sana Seminggu dua minggu, biar ibu rasain gimana hidup menghirup asap.

“Saya saja yang di Medan, baru 4 hari ini ngrasain asapnya sedikit pekat, mata perih, tenggorokan sakit. Mungkin ibu perlu belajar bikin statement yang baik, jadi gak menyakiti orang-orang yang mendengarnya. Maaf ya bu, saya bawel, karena asap ini sudah bikin anak saya pada batuk dan bayi saya matanya berair terus,” komentar Diah Lestari, seorang netizen di facebooknya.

Baca Juga:  Lima Negara Ini Membantu Indonesia #MelawanAsap

“Suruh kantornya pindah ke Riau ato pekanbaru sana,” sambung Annisa Chrisanty Srg.

“Enteng banget ngomongnya karena ga ngalamin. Sekeluarga tinggal di Riau noh, biar tau rasanya Ispa, harus dioksigen/nebul lagi. Enak banget ngomongnya, main-main sama nyawa orang,” tulis pemilik akun Harry Widjaya Kusuma.

Komentar juga datang dari Setarius Ginting. “Tapi kalau terpapar terus bagaimana, Omdo aja, dokternya juga kena. Heran saya jadinya melihat pejabat negara ini.”

“Pakai uang siapa berobatnya Oppung Boru??” kata Iwan Saragih Arp

“Bukan obatnya yangg penting bu, tapi penyebab dan bagaimana mencegahnya. Suruh tuh Presiden mengeluarkan penangkapan terhadap pembakar lahan supaya asap ini gak makan korban. Menkes kok ngomongnya gak jelas,” tulis Budianta Trg.

Baca Juga:  BNPB: Pesan Air Garam di Baskom Itu Hoax

Sementara netizen lain menilai, penyakit ISPA mungkin tidak akan langsung mematikan, namun dampaknya akan dirasakan masyarakat pada tahun mendatang.

“Sepuluh tahun lagi, ketika orang-orang Sumatera banyak terkena kanker paru-paru karena menghisap asap hari ini, ibu mungkin sudah tiada, tetapi kata-kata ibu hari ini akan dicatat orang, jangan-jangan sebagian akan mengumpat arwah ibu,” tulis Hidayat Chairuddin.

“Komentar Menteri satu ini sangat mengecewakan, tidak ada simpatinya sama sekali. Sekalian aja ibu bilang kalo anak itu meninggal karena udah ajalnya,” kata netizen dari Medan, Avril Naldie.

“Mudah-mudahan Ibu menteri dan keluarga kena dampaknya. Amin ya Allah.” tulis Nindiyawati.

Diketahui, seorang bayi yang bernama Nabila Julia Rahmadani (14 bulan), diduga meninggal karena kabut asap pada Selasa (29/9/2015). Kematian bayi tersebut diposting sang Ibu di laman Facebooknya dan telah mengundang keprihatinan para netizen. [ded]

Terkait


Berita Terbaru