Home / PROFIL / Ahmed Tessario, si Pengembang Teknologi Desa

Ahmed Tessario, si Pengembang Teknologi Desa


Produk organik sekarang sudah bukan menjadi barang sekunder di masyarakat. Akan tetapi sudah menjadi produk primer bagi kalangan masyarakat kelas menengah ke atas. Inilah peluang yang dimanfaatkan Ahmed Tessario untuk meningkatkan pendapatan petani  dengan memproduksi beras organik.

Produk beras organik yang dihasilkan adalah, beras merah organik, Beras putih organik, beras coklat organik, beras merah putih organik dan beras hitam organik.

Perjuangannya dalam mengembangkan tehnologi desa ini, berawal pada tahun 2012 di lahan seluas 11 Ha yang meliputi 3 kecamatan di Banyuwangi, Jawa Timur. Lahan tersebut dikelola oleh 24 orang petani dimana hasil produksi rata-rata sebanyak 4,4 ton/Ha.

Baca Juga:  Bank Danamon Siapkan Dana Rp 2 Triliun untuk Libur Lebaran

Kini, di tahun 2015, program ini sudah berjalan secara swadaya dan sudah berkembang di 7 kecamatan di Banyuwangi. Produk beras organik yang dihasilkan tak sebatas beras merah organik, beras putih organik, beras coklat organik, tapi juga beras merah putih organik dan beras hitam organik.

Omset penjualan yang dicapai ketika memulai program ini sebesar Rp. 127.500.000, pertahun dan kini pada tahun 2015 omset pertahun menjadi Rp. 1.758.386.500.

“Keuntungan yang didapatkan oleh petani yaitu peningkatan pendapatan dari hasil jual panen yang lebih tinggi dan pasti, ilmu pengetahuan yang didapat dari bincang tani yang mengundang pihak universitas dan juga produktivitas lahan yang meningkat seiring pemakaian organik,” demikian keterangan yang diterima redaksi.

Baca Juga:  Tengku Alya Nabila, Gadis Sampul 2013 yang Melestarikan Tarian Tradisional

Banyaknya mitra yang kini mendapatkan dampak penjualan. Setiaknya sudah ada 36 mitra penjualan di seluruh Indonesia. Program ini merupakan program jangka panjang yang memiliki masa depan yang sangat menjanjikan.

“Produk organik sekarang sudah bukan menjadi barang sekunder dimasyarakat akan tetapi sudah menjadi produk primer bagi kalangan masyarakat kelas menengah ke atas,” demikian
Ahmed Tessario.

Menurutnya, dalam perencanaan kedepan, program ini dibagi menjadi 2 aspek, yaitu aspek produksi dan aspek pemasaran. Dari aspek produksi program ini menargetkan untuk bekerja sama dengan 300 ha lahan organik dengan masa panen yang diatur untuk mencukupi permintaan pasar pada tahun 2016.

Baca Juga:  Mengharukan, Siswa di Nias Gendong Adiknya Sambil Belajar di Kelas

“Dari segi pemasaran, program ini menargetkan untuk mendistribusikan produk beras organik keseluruh indonesia pada tahun 2016 dan menginisiasikan eksport pada pertengahan tahun 2016,” demikian Ahmed Tessario.

Atas jasanya tersebut, nama Ahmed Tessario masuk dalam 5 peraih Danamon Social Entrepreneur Awards (DSEA) 2015, yaitu para individu yang membangun wirausaha berkelanjutan untuk mengatasi masalah sosial di lingkungannya. [Baca Juga: Ini Dia Lima Peraih Danamon Social Entrepreneur Awards 2015[ded]

Terkait


Berita Terbaru