Kejam, Duda 2 Anak Ini Bunuh Ibu Kandungnya Sendiri

BIREUEN, ACEH| Seorang duda anak dua menghabisi ibu kandungnya sendiri saat berada di rumahnya di Dusun Lamkuta, Desa Lancok-Lancok, Kecamatan Kuala, Kabupaten Bireuen, Sabtu (31/10/2015) pagi.
Pria bernama Mustafa (45) itu, membunuh Maryam (70), ibu yang telah melahirkan dan membesarkannya hanya karena kesal tidak diberikan kupon zakat beras.
Mustafa yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tambak itu, membunuh ibunya setelah anak perempuannya pergi sekolah.
Kapolres Bireuen, AKBP. M. Ali Kadhafi SIK, menjelaskan, berdasarkan keterangan saksi, sebelum membunuh, pelaku dan korban sempat cek cok mulut karena menolak memberi bon zakat padi. Sang ibu dikhawatir anaknya mengambil zakat lalu menjualnya.
“Sebab itulah pelaku memukul serta menikam korban di bagian kepalanya hingga meninggal dunia. Tidak lama pelaku diringkus anggota dan membawanya ke Mapolres bersama barang bukti untuk diminta pertangungawaban. Kita akan memeriksa pelakunya sampai tuntas,” katanya. [
Dijelaskan, sesaat telah melakukan pembunuhan, pelaku keluar membawa sapi. Kepada tetangga, pelaku sempat mengakui perbuatannya dan meminta seorang tetangga melihat kondisi ibunya di rumah.
Mendapat kabar itu, tetangganya langsung ke rumahnya yang diikuti Kepala Dusun Lamkuta Junaidi. Betapa kagetnya, tetangga dan Kepala Dusun melihat korban, telah terkapar di kamar dalam kondisi wajahnya membengkak dan terdapat satu lobang mirip tusukan.
Kabar duka tersebut langsung berkembang di tengah masyarakat, sehingga dalam waktu sekejab, warga telah melayat ke rumah korban. Lalu korban dibawa ke RSUD untuk divisum. Dalam waktu singkat pelaku juga diringkus polisi.
Keuchiek Gampong Lancok-Lancok, Baktiar yang didampingi Kadus Lamkuta, Junaidi, mengaku, pelaku merupakan anak ketiga dari lima bersaudara dan telah berpisah dengan istrinya setelah dikarunia dua orang anak, satu laki-laki dan seorang perempuan.
Dari hail olah tempat kejadian perkara (TKP), menemukan sebilah pisau dalam gulungan tikar pandan yang berlumuran darah.
“Korban setelah dibunuh lalu dimasukkan ke dalam kamar, lalu dibersihkan, kemudian baru diberitahukan kepada tetangganya, saat pelaku membawa keluar sapi,” ujar Bripka Azrul, ketua tim identifikasi. [Tarmizi A. Gani]






