Dinasti Kepemimpinan PP Sumut Hancurkan Organisasi

EDISIMEDAN.com, MEDAN– Tokoh Pemuda Pancasila (PP) Sumut, Haji Marzuki dan Petek Suherfi Hasibuan, menilai dinasti kepemimpinan di tubuh MPW PP Sumut selama ini, akan menghancurkan roda organisasi dan membunuh pola kaderisasi yang telah menjadi roh organisasi bertahun-tahun lamanya.
Sebab itu, mereka meminta seluruh kader PP Sumut agar secepatnya sadar dan kembali pada nilai-nilai perjuangan Pemuda Pancasila.
Marzuki yang juga mantan Ketua Pemuda Pancasila era 80-an, mengaku prihatin dengan kondisi organisasi Pemuda Pancasila Sumut yang saat ini sudah jauh melenceng dari nilai-nilai perjuangan organsiasi itu.
“Jika Pemuda Pancasila kepemimpinannya masih dipaksakan seperti ini (berdinasti-red), maka tinggal tunggu hancurnya saja PP ini,” kata Haji Marzuki, di kediamannya di kawasan Pancing, Medan, Kamis (26/11/2015).
BACA JUGA
Ketua PP Sumut Anuar Shah (Aweng) Meninggal Dunia
Rahmat Shah Sampaikan Pesan Aweng untuk Keluarga Besar PP
Sebab itu, Haji Marzuki yang sosok sudah dikenal Pemuda Pancasila di Sumatera Utara, maupun nasional itu mendesak agar organisasi Pemuda Pancasila kembali kepada pemilik sesungguhnya. Sebagai kader militan ia tidak ingin organisasi PP Sumut hancur ditangan orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
“Kembalikan Pemuda Pancasila ini kepada pemilik sesungguhnya,” tegas Haji Marzuki.
Di tempat yang sama, mantan Ketua Komando Inti Pemuda Pancasila, Petek Suherfi Hasibuan mengaku kader Pemuda Pancasila sekarang ini terjebak dalam pengkotak-kotakan dan terpecah.
“Sebagai senior PP saya tidak mengenal siapa-siapa yang duduk di pengurusan, entah kapan pengkaderannya tiba-tiba saja menjadi pengurus wilayah,” serunya.
Harusnya, lanjut Petek, Pemuda Pancasila tidak ada diintervensi oleh golongan tertentu dan tidak terpengaruh oleh siapapun.
BACA JUGA
Aweng Tutup Usia, Raline Shah Berduka: “Al Fatihah”
Dia mencontohkan gaya kepemimpinan Marzuki saat menakhodai PP Sumut dimana selalu mengutamakan kaderisasi dan memberikan kesempatan besar buat kader untuk bersaing sehat membesarkan organisasi.
“Pemuda Pancasila itu bukan tempat cari makan, bukan tempat ajang bisnis. Pemuda Pancasila itu salah satu organisasi terbesar di Indonesia, khususnya di Sumatera Utara”.
Sebab itu, Musyawarah Wilayah (Muswil) PP dalam waktu dekat ini, menjadi momen berharga mengembalikan roda organisasi yang sesungguhnya.
“Kami berharap Majelis Pimpinan Nasional (MPN) Pemuda Pancasila bersifat netral dan tidak berpihak kepada siapapun demi kebesaran organisasi. Lakukanlah musyawarah dengan mufakat untuk menghasilkan pemimpin yang sesungguhnya, bukan pemimpin yang sudah diatur oleh kelompok tertentu,” tegas Petek.
Pertemuan secara kekeluargaan di rumah Haji Marzuki itu, sengaja digelar untuk silaturahmi para kader-kader Pemuda Pancasila sekaligus sebagai ajang intropeksi.
Hadir dalam pertemuan itu Haji Ibrahim Tarigan, Amiruddin Effendi, Sastra, Bahrum Siregar, Tomson Barus, Herlan Ginting dan puluhan kader lainnya.
“Pertemuan ini akan berlanjut ke tokoh-tokoh PP lainnya untuk menyatukan kembali senior dan kader di Sumatera Utara,” tutup Ibrahim Tarigan. [ded]





