IDI Sumut Minta Program Dokter internship Dievaluasi
MEDAN, EDISIMEDAN| Program dokter internship, awalnya bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayananan kesehatan, justru menjadi polemik bagi para dokter, khususnya dokter muda karena sistemnya persis seperti outsourcing.
Polemik kian meruncing karena program ini telah menyebabkan dua dokter intership yang mengabdi di daerah terpencil meninggal dunia. Sebab itu, Ikatan Dokter Indonesiaa (IDI) Sumatera Utara mendesak pemerintah agar program dokter internship segera dievaluasi.
“Kedengarannya memang seperti itu (sistem outsourcing). Dua bulan terakhir ini sudah ada dua korban meninggal dunia saat melaksanakan program dokter internship. Jangan sampai ada korban jiwa lainnya seharusnya makanya segera dievaluasi,” kata Ketua Ikatan Dokter Indonesiaa (IDI) Sumatera Utara (Sumut) Suhelmi, belum lama ini seperti dilansir MedanBisnis.
Dikatakan, gaji yang diberikan Rp2.500.000 per bulan dengan tempat yang terpencil tentu tidak mencukupi untuk dokter. Namun, mereka dipaksa harus mengikuti program itu untuk bisa praktek.
Sayang program itu sama sekali tidak mendapat pengkajian mendalam karena fasilitas di rumah sakit atau Puskesmas mereka bekerja juga masih belum memadai, sehingga teori yang mereka terina tidak sesuai dengan prakteknya.
BACA JUGA
Miris, Sudah Dua Dokter Internship Meninggal di Wilayah Tugas yang Sama
Ibunda Dokter Muda Nanda Ungkap Penyebab Kematian Putranya
10 Fakta di Balik Kisah Kematian Dokter Nanda Saat Jalani Program Internship
Karena itu, menurutnya sebaiknya mereka masuk langsung ke Dokter Pegawai Tidak Tetap (PTT) tanpa dokter internship. Kemahiran para dokter seharusnya lebih ditingkatkan pada sistem pendidikan di kampus sewaktu mereka menimba ilmu.
“Seharusnya kurikulum pendidikan dokter lah yang diperbaiki. Bukan membuat mereka (dokter muda) membuang waktu dengan dokter internship,” katanya.
Saat ini makin banyak dokter muda menolak program yang dinilai lebih kepada perbudakan modern itu. Maka dikhawatirkan dokter internship bisa menjadi gejolak di dalam pelayanan kesehatan. Karena itu, perlu evaluasi dalam pendidikan kedokteran Indonesia. Pembenahan apa yang harus dilakukan tanpa memberatkan para dokter akan tetapi semakin memajukan kedokteran di Indonesia. [ded]