Narkoba, dari Kampung Kubur Sampai ke Istana Negara

MEDAN, EDISIMEDAN| Narkotika dan Obat/Bahan berbahaya yang populer disebut Narkoba, menjadi ancaman serius bagi generasi muda Indonesia.
Tertangkapnya Prajurit Satu Frestiyan Ardha Pranata, anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres), di Bandara Kualanamu, Deliserdang, Sumatera Utara, menjadi bukti baru bahwa, tidak satupun profesi yang terbebas dari ancaman zat adiktif tersebut.
Pratu Frestiyan yang merupakan pengawal bermotor di batalyon pengawal protokoler kenegaraan, Paspampres, ditangkap karena kedapatan membawa narkotika jenis sabu dan ekstasi saat melewati pintu pemeriksaan calon penumpang di pintu terminal keberangkatan maskapai Garuda tujuan Soekarno Hatta, Cengkareng, Senin (11/1/2016) sekitar pukul 04.38 WIB.
Dari tangannya, petugas mendapati 1 plastik transparan berisikan 1/2 butir ekstasi dan narkotika jenis sabu seberat 0,35 gram.
Melihat fenomena itu, sejumlah pihak merasa prihatin. Apalagi Frestiyan memiliki tanggungjawab mengamankan nyawa seorang presiden. Kemana pun Presiden Jokowi pergi, Paspampres selalu berada di sekelilingnya untuk memberikan pengamanan.
Termasuk ketika Jokowi berada di dalam mobil, samping kanan dan kiri mobil Presiden selalu ada dua kendaraan bermotor yang dikendarai Paspampres yang juga mengawal mobil Presiden.
Istana pun bereaksi atas tertangkapnya pasukan terpilih Istana Negara itu. Sekretaris Kabinet Pramono Anung meminta Komandan Paspampres dan Mabes TNI untuk mencopot yang bersangkutan.
“Harus dijaga bagi korpsnya, maka dalam hal ini, pemerintah meminta Danpaspampres dan POM TNI untuk diberikan tindakan. Kalau perlu dicopot,” kata Pramono.
Kasus tertangkapnya seorang paspamres ini menambah daftar panjang oknum aparat keamanan yang terjerat narkoba. Bukan hal baru pula, kalau oknum TNI/Polri ditengarai sebagai beking peredaran narkoba di Indonesia. Itu sebabnya, mengapa Narkoba sulit sekali dibumi hanguskan dari Ibu Pertiwi.
Dalam lingkup Sumatera Utara, Kampung Kubur, yang dijuluki Kampung Narkoba di Medan, misalnya. Ratusan kali digerebek, dengan berbagai temuan barang bukti, tapi hingga saat ini petugas tak kunjung bisa membersihkan narkoba dari kawasan setingkat Kecamatan di Medan Petisah itu.
BACA JUGA
Lima Kali Ganti Kapolres, (Narkoba) Kampung Kubur Gak Pernah Beres
Sesaat sebelum penggerebekan terakhir, Minggu (10/1/2015) dinihari, warga melaporkan sejumlah oknum Polri/TNI berpakaian dinas sempat memakai narkoba dan berjudi di Kampung Kubur.
Kepada Kapolresta Medan Kombes Mardiaz, warga menyebutkan, bahwa oknum yang terang-terangan dengan memakai seragam dinas saat berada di Kampung Kubur tak lain personil Polresta Medan sendiri.
Mendapat laporan itu, Kapolresta Medan berjanji akan menindak anggotanya. Menurut Mardiaz, pihaknya beserta tim terpadu akan menduduki Kampung Kubur selama 3 bulan terus menerus.
Tim terpadu itu melibatkan beberapa instansi di jajaran Muspida, selain BNNP Sumut, juga sejumlah organisasi lintas agama.
TARGET PERANG MODERN
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Pol Budi Waseso (Buwas) pernah mengungkapkan, kini Indonesia telah menjadi target utama peredaran narkotika dan obat-obatan untuk merusak generasi muda.
Menurutnya, banyak pihak yang tidak ingin Indonesia menjadi negara besar. Mereka ingin merusak Indonesia melalui generasi mudanya, dengan menggunakan narkoba.
BACA JUGA
Kejutan Awal Tahun 2016 di Bandara Kualanamu: Listrik Padam!
Bahkan Buwas mengindikasikan peredaran Narkoba sebagai suatu perang modern untuk merusak generasi suatu bangsa.
“Kita tidak ingin kalah dalam perang modern ini,” tegas Buwas.
Kecurigaan Buwas bukan tanpa alasan, ia menceritakan beberapa orang asing yang tertangkap BNN ternyata bersih dari narkoba. “Kami periksa darah, rambut dan air seni semua pengedar narkoba orang asing yang ditangkap BNN bersih dari narkoba.
Hal ini menurutnya, berbeda dengan bandar warga negara Indonesia, selain menjual narkoba, mereka juga pengguna. “Ini yang saya curigai Indonesia memang akan dirusak dengan narkoba,” ungkapnya. [ded|bbs]







