EDISIMEDAN.com, SAMOSIR – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Samosir mencatat luas lahan yang dilalap api, Rabu (10/8/2016) mencapai sekitar 30 hektar. Kebakaran ini terjadi saat pemerintah tengah menggalakkan wisata Danau Toba sebagai Monaco of Asia. 

Kepala BPBD Kabupaten Samosir Jaingot Banjarnahor mengungkapkan, angin kencang yang terjadi di seputaran Danau Toba akhir-akhir menjadi salah satu pemicu faktor api cepat merambat ke lahan yang dipenuhi tanaman kering.

Ia menduga, ada unsur kesengajaan dalam peristiwa kebakaran lahan di wilayah Pangururan dan Tele.  “Luas lahan yang terbakar hari ini diperkirakan mencapai 20-30 hektar yang merupakan daerah tebing. Kayaknya ada unsur kesengajaan,” ujar Jaingot Banjarnahor via selularnya, Rabu (10/8/2016) sore.

Namun, pihaknya belum mengetahui siapa oknum di balik terbakarnya lahan untuk ketiga kalinya di Kabupaten Samosir ini. Pihaknya masih menyelidiki terkait dengan hal itu.

BACA JUGA
Kebakaran Hutan di Samosir Terburuk dalam 10 Tahun Terakhir

Ia mengungkapkan, di wilayah yang terbakar kali ini terdapat sprinkle air yang di fungsinkan untuk penanganan awal guna mencegah kebakaran lahan. Namun sayangnya, sprinkle tersebut tidak dapat digunakan.

“Di wilayah yang terbakar inilah yang ada sprinklenya. Tapi enggak bisa kita gunakan. Karena penggunaan sprinkle ini wewenang Dinas Kehutanan,” jelasnya.

‎Sementara itu Ketua Fraksi NasDem DPRD Samosir Sarhochel Martopolo Tamba berharap, masalah kebakaran ini menjadi perhatian khusus pemerintah Provinsi Sumut dan Pemerintah Pusat. “Ribuan hektar lahan di Samosir sudah terbakar. Ini kebakaran terburuk 10 tahun terakhir,” ungkapnya. [buwas]