Inilah Teks Lengkap Doa Paripurna Romo Syafii yang Dianggap Kritik Pemerintahan Jokowi

EDISIMEDAN.com, JAKARTA – Legislator asal Sumatera Utara, Raden Muhammad Syafii menyampaikan doa penutup pada Rapat Paripurna Pembukaan Masa Persidangan I Tahun Sidang 2016-2017 di hadapan Presiden Jokowi, Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan jajaran Kabinet Kerja, Selasa (16/8/2016).
Doa yang dipanjatkan Romo Syafii, sapaan akrab Raden Syafii yang juga anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra itu menyita perhatian publik. Bahkan mendapat sambutan tepuk tangan dari anggota DPR yang menghadiri sidang paripurna tersebut. Pemandangan yang langka, karena jarang ditemui akan ada tepuk tangan usai pembacaan doa.
Tidak sampai di situ, doa usai sidang Paripurna DPR tahun 2016 itu menjadi viral di media sosial setelah divideokan dan diunggah ke laman YouTube.
Legislator asal pemilihan Sumut I itu mengaku doa yang disampaikannya tersebut sebagai refleksi atas kondisi bangsa Indonesia pada Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI ke-71. Karena itu dalam doanya dia menyinggung soal tumpulnya hukum, kemiskinan, hingga insiden bentrokan antara TNI AU dengan warga di Medan kemarin.
BACA JUGA
CCTV Rekam Aksi Brutal Prajurit TNI AU Seret dan Pukuli Jamaah Masjid
“Itu spontanitas saja,” jelas Romo Syafii seperti dilansir kantor berita politik RMOL.
Meski doa yang disampaikannya mendapat apresiasi dari anggota DPR lainnya, namun tak sedikit pula yang anggap doa parpurna itu telah mengkritik pemerintahan Jokowi.
Apalagi dalam salahsatu baitnya, Syafii pun berdoa, agar para pemimpin negara bertaubat kepada Allah. Jika tidak, maka ia berharap agar para pemimpin di negara ini diganti dengan pemimpin yang lebih baik.
Soal keberanian Raden Syafii menyampaikan doa tersebut di hadapan Presiden langsung, menurutnya adalah hal yang biasa. “Kan angota DPR sama-sama dengan Presiden, setara. Kita kan nggak nebeng,” tegasnya.
BACA JUGA
Gelar Aksi Solidaritas, Wartawan se-Indonesia Kutuk Kebrutalan TNI AU di Medan
Namun yang jelas, dia menegaskan doa yang disampaikannya tersebut sama sekali tidak didasari rasa kebencian atau pun motif dengki kepada pemerintah.
“Sama sekali tidak ada. Kita ingin adanya perbaikan terhadap nasib bangsa dan negara ini. Contohnya aparat saat ini berhadap-hadapan dengan rakyat padahal seharusnya mereka mengayomi rakyat,” tandasnya. [ded]
Berikut isi sebagian doa yang dibawakan Romo Syafii:
“Wahai Allah, memang semua penjara overcapacity tapi kami tidak melihat ada upaya untuk mengurangi kejahatan karena kejahatan seperti diorganisir ya Allah.
Kami tahu pesan dari sahabat Nabi Nuh bahwa kejahatan-kejahatan ini bisa hebat bukan karena penjahat yang hebat tapi karena orang-orang baik belum bersatu atau belum mempunyai kesempatan di negeri ini untuk membuat kebijakan-kebijakan yang baik yang bisa menekan kejahatan-kejahatan itu.
Biarlah kehidupan ekonomi kami, Bung Karno sangat khawatir bangsa kami akan menjadi kuli di negeri kami sendiri. Tapi hari ini, sepertinya kami kehilangan kekuatan untuk menyetop itu bisa terjadi. Lihatlah Allah. Bumi kami yang kaya dikelola oleh bangsa lain dan kulinya adalah bangsa kami. ya rabbal alamin.
Kehidupan sosial budaya, seperti kami kehilangan jati diri bangsa ini, yang ramah, yang santun, yang saling percaya.
Ya Rabbal Alamin
Kami juga belum tahu bagaimana kekuatan pertahanan dan keamanan bangsa ini kalau suatu ketika bangsa lain menyerang bangsa kami.Ya Rahman ya Rahim
Tapi kami masih percaya kepadaMu, bahwa kami masih menadahkan tangan kepadamu artinya engkau adalah Tuhan kami, Engkau adalah Allah YME.Jauhkan kami ya Allah dari pemimpin yang khianat yang hanya memberikan janji-janji palsu, harapan-harapan kosong, dan kekuasaan yang bukan untuk memajukan dan melindungi rakyat ini, tapi seakan-akan arogansi kekuatan berhadap-hadapan dengan kebutuhan rakyat.
Dimana-mana rakyat digusur tanpa tahu kemana mereka harus pergi. Dimana-mana rakyat kehilangan pekerjaan. Allah, di negeri yang kaya ini, rakyat ini outshorcing ya Allah. Tidak ada jaminan kehidupan mereka. Aparat begitu antusias untuk menakuti rakyat.
Hari ini di Kota Medan, Sumatera Utara, 5000 KK rakyat Sumatera Utara, sengsara dengan perlakuan aparat negara, ya Rabbal Alamin.
Allah, lindungilah rakyat ini. Mereka banyak yang tidak tahu apa-apa. Mereka percayakan kendali negara dan pemerintahan kepada pemimpin-pemimpin. Allah, kalau ada mereka yang ingin bertobat, terimalah tobat mereka ya Allah. Tapi kalau mereka tidak bertobat atas kesalahan yang diperbuat, gantikan dia dengan pemimpin yang lebih baik di negeri ini, ya Allah ya Rabbal Alamin.






