Pemahaman Mengenai Pasar Modal Penting untuk Disosialisasikan ke Masyarakat

EDISIMEDAN.com, MEDAN – Manulife Asset Management Indonesia (MAMI) bersama Aliansi Media Cyber Indonesia (AMCI) menggelar diskusi sekaligus mensosialisasikan pentingnya berinvestasi di masa mendatang.
Dalam diskusi bertemakan ‘Belajar Investasi Cerdas Bersama Mami dan AMCI’ berlangsung di Hotel Grand Kanaya, dihadiri langsung Direktur Pengembangan Bisnis Manulife, Putut Endro Andanawarih dan Ketua Umum AMCI Devi Marlin, Sabtu (27/8/2016).
Tujuan dari sosialisasi tersebut, untuk pemberian pemahaman mengenai pasar modal kepada masyarakat Indonesia yang dinilai masih sangat minim.
“Literasi dunia pasar modal jauh tertinggal dibanding perbankan. Warga sudah tahu sekitar 50 persen tentang perbankan. Namun, untuk pasar modal baru 1 persen,” kata Direktur Pengembangan Bisnis Manulife, Putut Endro Andanawarih.
Menurut Putut, perusahaan yang bergerak dibidang pasar modal seperti Manulife terus berupaya memberikan pemahaman kepada masyarakat seputar pasar modal.
Hal ini dilakukan guna memicu semangat dari masyarakat untuk memulai kegiatan ekonomi mereka dengan bermain di pasar modal.
“Dengan pengetahuan yang cukup, mereka bisa menentukan perencanaan masa depan mereka dengan berinvestasi di pasar modal,” ujarnya.
Saat ini, pasar modal masih dianggap masyarakat sebagai kegiatan yang memiliki risiko besar. Namun, hal tersebut muncul karena masih rendahnya pengetahuan masyarakat terhadap pasar modal itu sendiri.
“Tanpa berinvestasi juga kita berisiko, namun satu hal yang harus dipahami risiko yang besar itu terjadi karena kita tidak mengenal pasar modal. Ketika masyarakat mengenal pasar modal dengan baik, mereka juga mengerti mengenai risiko yang bisa dihindari,” tukasnya.
Lebih jauh dikatakan Putut, PT Manulife Aset Management Indonesia (MAMI) sendiri memiliki produk reksa dana berbasis saham. Produk reksa dana bisa diperoleh dengan nilai investasi minimal Rp100 ribu.
Produk ini akan dialokasikan ke saham-saham pilihan berkapitalisasi kecil (small-cap) dan menegah (mid-cap). “Reksa dana ini memiliki volatilitas yang lebih tinggi dibandingkan produk reksa dana saham lainnya. Selain itu, produk ini juga berinvestasi di saham-saham berkapitalisasi besar,” jelasnya.
Reksa dana baru ini adalah investasi dalam jangka panjang. Menurutnya, seiring dengan berjalanannya waktu, pengaruh volatilitas cenderung akan menurun.
“Produk ini sendiri lanjutnya akan mengalokasikan 80-100 persen dari aset yang dikelola untuk diinvestasikan di instrumen saham dan 0-20 persen di instrumen pasar uang dalam negeri,” ungkapnya. [fad]
Bank DBS Indonesia dan Manulife Indonesia Luncurkan MiWISE, Solusi Perencanaan Legacy yang Fleksibel







