Potret Keberagaman Kampung Bali di Langkat

EDISIMEDAN.com, MEDAN – Isu intotelansi dan anti Keberagaman yang sempat menyeruak sendi ke-Bhinekaan Indonesia belakangan ini hanya sebuah fenomena politik sesaat.
Dalam realita sesungguhnya, toleransi dan keberagaman itu sudah lama bersemayam di bumi Pertiwi ini. Contoh paling nyata, terpotret dalam bingkai sosial di sebuah perkampungan bernama, Kampung Bali, Paya Tusam, Wampu, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
“Sejarah Kampung Bali merupakan contoh toleransi yang bisa dijadikan rujukan. Karena mereka di sana puluhan tahun hidup saling berdampingan, muslim, nasrani dan hindu,” kata Lana, penanggungjawab komunitas fotografer di Medan yang bernaung di bawah Kafe Potret.
Kafe Portet sendiri, Senin (24/4/2017), akan menjalankan misi peduli di Kampung Bali ini, sebagai bagian dari misi ‘Potret Sosial’ yang berjalan rutin.
“Kami sengaja memilih lokasi Kampung Bali karena sejarah yang unik. Sehingga bisa menjadi referensi pilihan wisata dan sejarah di Sumatera Utara,” tambah Lana.
Menurutnya, umat hindu yang berasal dari proses transmigrasi asal Bali tinggal 30 kepala keluarga saja. Mereka telah berbaur dengan 33 kepala keluarga muslim dengan damai.
“Mereka sangat damai. Berbuat segalanya secara bersama, saling mendukung untuk membangun kampung. Kami berusaha membantu memfasilitasi sarana dan prasarana di bidang keagamaan,” ujar Lana.
Sehingga nantinya, Kampung Bali bisa menjadi pilihan lokasi wisata, sejarah dan budaya di Provinsi Sumatera Utara. Kemudian, Potret Sosial kata Lana, juga akan membuka kelas inspirasi sebagai kepedulian di bidang pendidikan bagi anak-anak di Kampung Bali.
“Kami berharap tujuan kegiatan ini dapat bermanfaat dan berguna bagi masyarakat banyak terutama di Kampung Bali,” kata Lana. [ded|ril]





