Tak Kunjung Diberangkatkan ke Negara Ketiga, Pengungsi Korban Konflik di Medan Sampai Ada yang Bunuh Diri

EDISIMEDAN.com, MEDAN- Ratusan pengungsi korban konflik yang berasal dari sejumlah negara berunjuk rasa di Penampungan Imigran, Wisma YPAP, Jalan Bunga Cempaka, Kelurahan Padang Bulan Selayang II, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan, Kamis (22/3). Para pengungsi menuntut agar segera diberangkatkan ke negara ketiga.
Mereka meluapkan aspirasinya melalui tulisan-tulisan di poster-poster dan gambar yang ditujukan kepada International Organization for Migration (IOM) dan United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) sebagai lembaga yang menaungi mereka.
“Kalau sakit kami bayar sendiri ke Rumah sakit. Mereka tidak memfasilitasi jika penyakitnya tidak darurat,” kata Khaleed Muhammad, pengungsi asal Sudan.
Para pengungsi mengaku sudah merasa jenuh selama berada di penampungan, karena gerak mereka terbatas. Mereka juga tidak bisa bekerja untuk menafkahi keluarga. Setiap bulannya mereka hanya mengandalkan dana dari UNHCR melalui IOM.
Bahkan disebutkan ada seorang pengungsi yang bunuh diri karena depresi tidak diberangkatkan ke negara ketiga. Pengungsi tersebut bernama Ayatullah, 22 asal Afghanistan.
“Kabar dari UNHCR buat dia kecewa. Bulan lalu dia bunuh diri,” kata Juma Mohsini, sesama pengungsi Afghanistan.
Sementara itu, Kasi Ketertiban dan Keamanan Rudemin Imigrasi Kota Medan Andi Brian mengatakan beberapa pengungsi sudah diberangkatkan ke negara ketiga. Namun kepastian kapan pengungsi lainnya akan diberangkatkan ada di UNHCR.
“Mereka ingin kepastian berapa lama lagi tinggal di Indonesia. Kepastian itu hanya ada di UNHCR,” pungkasnya.
Sementara soal adanya pengungsi yang bunuh diri, Humas Kanwil Kemenkumham Sumut Josua Ginting yang dihubungi terpisah membenarkannya.
“Benar ada, Bulan Januari kemarin. Namun saya belum tau penyebabnya,” sebut Josua saat dihubungi via seluler. [ska]







