Home / SUMUT / BKKBN Godok Rencana Pencegahan Stunting Yang Baru

BKKBN Godok Rencana Pencegahan Stunting Yang Baru


EDISIMEDAN- Bentuk kegiatan pencegahan stunting atau kekurangan gizi diprediksi akan mengalami perubahan.

“Sampai sekarang juknis (petunjuk teknis) belum ada. Jadi belum tahu arah dan bentuk kegiatan pencegahan bagaimana. Karena kabarnya program yang telah ada ditunda. Bentuk kegiatan akan diubah dari pusat,” ungkap Kasubbid Balita dan Anak BKKBN Perwakilan Sumatera Utara (Sumut), Rugun Ulina Simarmata pada Rabu (22/1/2020).
Lanjut Rugun, kemungkinan bulan depan, akan keluar juknis kegiatan pencegahan stunting tersebut. Setelah juknis keluar, barulah BKKBN perwakilan bisa bergerak dalam melakukan pencegahan.
Target desa stunting pun, kata dia, naik. Lantaran ada penambahan 10 kabupaten/kota yang akan dilakukan penyuluhan. Diantaranya di Mandailing Natal, Padang Lawas, Deli Serdang serta Medan. “Menurut data Bapenas,  di 10 tersebut terdapat banyak stunting. Ini berdasarkan roadmap data dari Dinkes. Karena BKKBN tidak menentukan desa mana yang layak dikatakan stunting,” terangnya.
Menurut Rugun, BKKBN berperan untuk mencegah stunting melalui pola asuh. Makanya kedepan,  elompok Bina Keluarga Balita (BKB) akan diaktifkan setiap bulannya. “Di situ akan didapat informasi bagaimana mencegah stunting sehingga anak tumbuh dengan sehat dan ceria,” jelas dia.
Kata dia, BKB menjadi salah satu program BKKBN untuk membantu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua dan anggota keluarga lain dalam pembinaan tumbuh kembang anak. Orang tua akan diajarkan apa yang harus dilakukan semenjak anak dalam kandungan sebagai upaya mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Rugun juga mengatakan, diprediksi pada tahun 2020 ini, ada 215.182 keluarga yang terpapar stunting. Apalagi dari hasil penelitian yang dilakukan, masalah stunting, ternyata tak hanya dialami anak-anak dengan kondisi keluarga ekonomi lemah, tapi juga ada ditemukan di keluarga ekonomi mapan meski presentasenya sedikit.
“Hal itu terjadi lantaran minimnya pendidikan dari orangtua dalam pengasuhan. Sehingga untuk mencegahnya BKKBN mengambil peran dalam memberikan penyuluhan, sosialisasi bagi orangtua untuk mengasuh dan membina tumbuh kembang balita,” pungkas dia.
Dikatakan, salah satu penyebab utama stunting karena ketidaktahuan orangtua terutama pada ibu hamil dan bersalin tentang pentingnya gizi untuk anak-anaknya. “Terlalu dekatnya jarak kelahiran anak, juga menjadi salah satu faktor penyebab stunting,” tandasnya. (Sc11)
Terkait


Berita Terbaru