Akhyar Terus Sosialisasi Perda Adaptasi Kebiasaan Baru

EDISIMEDAN.COM, MEDAN-Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Medan Ir H Akhyar Nasution MSi terus menerus mensosialisasikan Peraturan Wali Kota (Perwal) Medan No 27 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Adaptasi Kebiasaan Baru Pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Kota Medan. Sosialisasi tersebut dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk hidup seperti biasa tetapi dengan menerapkan kebiasaan baru seperti disiplin menjalankan protokol kesehatan.
Kali ini Rabu (15/7), Akhyar yang didampingi Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan dr Edwin Effendi, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan Arjuna Sembiring, Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan Adlan, Plt Kabag Agama Kota Medan Agus Maryono dan Camat Medan Tuntungan Topan OP Ginting menyambangi Pesantren Ar – Raudlatul Hasanah di Jalan Setia Budi, Simpang Selayang, Kecamatan Medan Tuntungan.
Kedatangan Akhyar disambut hangat Ketua Umum Badan Wakaf Drs H M Ilyas Tarigan, Pimpinan Pesantren Ir H Ahmad Prana Rulianto Tarigan, dan direktur Pesantren KH Solihin Adin beserta jajaran. Pertemuan tersebut digelar untuk membahas adaptasi kebiasaan baru yang tertuang dalam Perwal Kota Medan No 27 Tahun 2020, sekaligus menyerahkan salinan Perwal No 27 Tahun 2020 yang diberikan Akhyar kepada Ketua Umum Badan Wakaf Drs H M Ilyas Tarigan.
Sembari menyerahkan Perwal No 27 Tahun 2020, Akhyar menjelaskan secara ringkas isi dari Perwal tersebut. Dikatakan Akhyar, masyarakat harus memperhatikan dan menjalankan adaptasi kebiasaan baru di masa pandemi Covid-19 saat ini dengan menaati protokol kesehatan. Protokol kesehatan yang harus dilakukan adalah masyarakat diwajibkan menggunakan masker yang benar, penggunaan masker bukan sekedar aksesoris melainkan pelindung pertama bagi tubuh kita agar tidak langsung terpapar virus. Protokol kesehatan lainnya adalah mencuci tangan menggunakan air dan sabun atau hand sanitizer sesering mungkin, menjaga jarak serta menghindari kerumunan.
“Pemko Medan telah menyiapkan Perwal No 27 Tahun 2020 Tentang Adaptasi Kebiasaan Baru. Kenapa Adaptasi Kebiasaan Baru bukan New Normal, sebab kita tidak tahu kapan pandemi ini berakhir. Maka dari itu kita juga diberi akal untuk berikhtiar melakukan adaptasi kebiasaan baru di masa pandemi Covid-19 saat ini,” jelas Akhyar.
Kenyataannya, tambah Akhyar, saat ini yang harus dihadapi adalah penyakit ini masih ada disekitar semua orang. Kebanyakan pengidapnya dikategorikan tanpa gejala. “Karena banyak saat ini pengidapnya dikategorikan Orang Tanpa Gejala (OTG). Jadi orang tersebut tidak merasakan gejala apapun, merasa dirinya sehat, tetapi saat di rapid test dan swab hasilnya menunjukkan reaktif/positif. Ini lah yang lebih berbahaya dan rentan terhadap penularannya karena secara fisik dia baik-baik saja. Ini yang perlu kita waspadai,” ungkap Akhyar.
Dalam kesempatan tersebut Akhyar mengimbau pihak pesantren untuk mengingatkan santri-santrinya dan para guru untuk memperhatikan kebersihan diri. “Selalu perhatikan kebersihan diri, atribut atau seragam yang dipakai pada saat belajar berlangsung dapat segera dicuci jangan di gantung-gantung karena bisa saja virus tersebut ada di salah satu atribut yang kita pakai,” sebut Akhyar.(Mahbubah Lubis)





