Home / BINJAI / LANGKAT / SUMUT / Tidak Ada Premanisme Di Bukit Dinding, Desa Besilam Bukit Lembasa Langkat

Tidak Ada Premanisme Di Bukit Dinding, Desa Besilam Bukit Lembasa Langkat


EDISIMEDAN.COM,LANGKAT – Kepala Desa Besilam Bukit Lembasa, Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Suningrat hadir menjadi saksi atas kasus yang didakwakan kepada Seri Ukur Ginting alias Okor dkk di Pengadilan Negeri (PN) Stabat, Rabu 25 Agustus 2021. Setelah sebelumnya tidak bisa hadir pada persidangan terdahulu

 

Selama persidangan berlangsung, Suningrat mengaku kalau selama ini warga di daerah yang dipimpinnya selalu hidup aman, nyaman dan tidak pernah terjadi keributan.

 

Suningrat juga menerangkan, premanisme dan intimidasi terhadap warga juga tidak pernah ada, hingga ratusan masyarakat ‘menyerang’ kediaman Okor di Desa Besilam Bukit Lembasa yang terjadi pada 22 Mei 2021 lalu.

Baca Juga:  Tahun 2019 PLN Targetkan Labuhanbatu Terang 100 Persen

 

“Masyarakat menyerang rumah pak Okor, karena katanya ada ibu-ibu yang datang ke kantor Desa dianiaya oleh Oton,” ungkap Suningrat mengenang kejadian itu melalui video teleconference dari Kejaksaan Negeri Langkat.

 

Sewaktu peristiwa itu terjadi, Suningrat mengaku kalau ada juga masyarakat dari Desa lain yang ikut ‘menyerang’ kediaman Okor tersebut.

 

“Banyak juga saya lihat warga Desa lain ikut melempari rumah pak Okor. Saya bersama Babinsa berusaha untuk menenangkan warga, tapi tidak berhasil,” jelasnya.

 

Majelis hakim yang dipimpin As’ad Rahim Lubis mempertegas kepada Suningrat, apa penyebab terjadinya ‘penyerangan’ yang dilakukan warga tersebut.

Baca Juga:  Inalum Bagikan 10.000 Masker Dan Edukasi Adaptasi Kebiasaan Baru di Sumut

 

Suningrat menjawab dengan tegas, karena ada surat edaran dari kantor Desa yang meminta agar warga menjual buah Kelapa Sawit kepada Luhur Sentosa Ginting alias Tosa.

 

“Penyebabnya karena surat edaran itu saja hakim yang mulia,” kata Suningrat. Namun Suningrat tidak tahu siapa yang buat surat edaran itu.

 

Bahkan, Suningrat juga mengaku bahwa tidak ada terjadi penganiayaan yang dilakukan Okor dkk selama di Balai Desa, selain menendang sebuah kotak berisi minuman air mineral yang dilakukan Tosa.

 

“Waktu itu sampai bubar tidak ada terjadi pemukulan selain pak Okor hanya marah-marah saja dan Tosa menendang kotak aqua,” terangnya. (rel/op)

Terkait


Berita Terbaru