Terkendala Pilkades, TPPS Tingkat Desa di Deliserdang Belum Berjalan Maksimal

EDISIMEDAN.com, Deliserdang– Kabupaten Deliserdang terus melakukan upaya dalam penanganan stunting meskipun daerah ini termasuk paling rendah angka stuntingnya di Sumatera Utara (Sumut). Berdasarkan pravelensi stunting dari hasil Survey Status Gizi Indonesia, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2021, Deliserdang saat ini berada di 12,5 persen.
Kendati demikian upaya-upaya menurunkan angka stunting tetap dilakukan dengan maksimal meskipun terdapat sejumlah kendala yang mengakibatkan Tim Percepatan Penurunan Stunting untuk tingkat Desa Belum bisa berjalan seharusnya.
Dikatakan, Kadis P3A dan P2KB Deliserdang, Era Permata Sari, SH, MM bahwa Tim Pendamping Keluarga (TPK) 2021 sudah dibentuk sebanyak 989 tim dengan 9267 orang yang terdiri dari bidan desa, kader PKK dan kader KB.
TPK itu sebutnya saat ini sudah berjalan dan beberapa bulan lalu sudah diberikan pulsa agar mudah dalam menjalankan tugasnya sebagai pendamping keluarga di lapangan.
Memang ia merasa saat ini masih ada sejumlah kendala dalam penanganan stunting ini namun pertengahan tahun ini ia Optimis bisa diatasi.
“Kitakan baru selesai pemilihan kepala desa (pilkades) serentak jadi TPPS kami harusnya selesai di Maret lalu. Namun karena ada persiapan pilkada, TPPS kita belum selesai untuk tingkat desa. Kita targetkan bulan Mei 2022 TPPS desa dan kecamatan sudah selesai,” ucapnya baru-baru ini.
Ia juga menjelaskan adapun upaya-upaya yang dilakukan untuk penurunan stunting ini sudah dilakukan sejak tahun 2019. Pihaknya sudah melakukan berbagai program dengan sejumlah instansi yakni melakukan 8 aksi secara terpadu.
“Kita sesuaikan dengan tupoksinya masing masing. Kalau untuk kesehatan ibu dan bayi itu dari Dinas Kesehatan untuk pemeriksaannya, begitu juga dengan pemberian makanan tambahan, pemeriksaan HB, kalau dari Dinas kita ada kelompok BKB, kalau dari Dinas Perikanan, bagaimana makanan disajikan dengan memenuhi gizi yang diperlukan anak-anak agar tidak stunting. Kemudian dari Dinas Citpa karya dan Tata Ruang, itu khsususnya mengurus sanitasi,” paparnya.
Diakuinya, dengan kondisi masyarakat yang masih bertempat tinggal di pesisir dan dekat aliran sungai, masih banyak keluarga yang buang air besar ke sungai. Begitu juga dengan minimnya pengetahuan tentang gizi.
“Salah satunya kurangnya pengetahuan tentang gizi. Misalnya ketika ibu memasak sayur bayam, mereka memasak dengan air yang terlalu panas, kemudian saat memasak tidak ditutup sehingga kandungan gizi pada sayur bayam kurang. Kemudia faktor orang tua yang bekerja. Anak anak diasuh oleh orang lain, dan juga tingkat pendidikan yang rendah” ucapnya yang saat itu didampingi Kabid Pengendalian Penduduk dan Advokasi Pergerakan dan Informasi Dinas P3A dan P2KB Deliserdang.
Sementara itu, jumlah stunting di Deliserdang saat ini ada 1400 yang terdiri dari balita yang pendek, sangat pendek dan normal dari jumlah balita yang diukur sebanyak 4821 orang. Lokus stuting tertinggi berada di Pantai Labu terdapat di 5 desa.(red)







