Munawar Ibrahim Jabat Kepala BKKBN Sumut

EDISIMEDAN.com, MEDAN-Munawar Ibrahim resmi dikukuhkan sebagai Kepala Perwakilan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumatera Utara (Sumut) menggantikan Muhammad Irzal. Pengukuhan tersebut dilakukan oleh Gubernur Sumut Edy Rahmayadi di Aula Tengku Rizal Nurdin, Selasa (11/7).
Dalam kesempatan tersebut, Edy mengingatkan pentingnya upaya penguatan penurunan stunting. Dia memaparkan, meski pada tahun 2022, prevalensi stunting Sumut turun ke angka 21,1% dari 25,8% berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, namun, angka tersebut masih harus ditekan hingga ke angka nol.
“Dalam beberapa tahun terakhir memang angka stunting kita menurun signifikan, sekarang di 21,1%, tetapi itu juga harus kita tekan lagi kalau bisa ke angka nol,” katanya kepada wartawan.
Menurut Edy, upaya menurunkan stunting di Sumut perlu gerakan bersama. Malah dia mengaku optimis target 14% seperti yang dicanangkan pemerintah pusat akan tercapai, bila seluruh pihak peduli dengan stunting.
“Semua harus bergerak, bukan cuma BKKBN saja atau pemerintah, ada Babinsa, Babinkamtibnas, Puskesmas, dinas terkait, termasuk wartawan, pasti tercapai. Bayangkan saat ini bila dilihat persentase, dari 100 kelahiran berarti ada 21 yang stunting, bagai mana nasib anak-anak kita ini?” katanya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Sumut Munawar Ibrahim mengatakan bahwa pembangunan keluarga itu harus melibatkan keseluruhan aspek. Jadi, sambung dia, BKKBN harus bekerjasama terutama dengan perguruan tinggi, TNI-Polri dan media.
“Saya pikir ke depannya ini akan menjadi target kita. Secara spesifik kami punya target pekerjaan yang kita sebut dengan indikator kerja utama. Pak Gubernur itu mengingatkan agar BKKBN ini bergema kembali, jadi kita akan menjalin kerjasama dengan berbagai pihak mewujudkan ini,” ungkapnya.
Oleh karena itu, sambung dia, BKKBN harus semaksimal mungkin baik melalui yang kasat mata dan program-program melibatkan pihak pihak lain. Apalagi dalam mengejar target penurunan stunting tahun 2024 harus 14 persen.
“Penurunan stunting akan menjadi fokus kita agar target itu tercapai,” tegasnya.
Salah satu yang menjadi program unggulan dalam penurunan stunting ini, tambahnya adalah Bapak Asuh Anak Stunting dan CSR melibatkan dunia usaha. Menurutnya di Provinsi Sumut ini banyak memiliki pengusaha, sehingga tidak boleh dibiarkan hanya dibiarkan mengeruk ’emas’ dan ‘minyak’ tetapi anak-anak kelaparan, sehingga program CSR diharapkan dapat memberi dampak luar biasa.
“Kita akan mengerahkan daya upaya untuk fokus dalam menurunkan angka stunting,” pungkasnya.(red)







