EDISIMEDAN.com, MEDAN– Jelang Imlek daya beli masyarakat masih rendah, hal ini dikatakan Pengamat Ekonomi Sumut Vincent Wijaya bahkan ia menilai selama setahun pandemi, kondisi ekonomi Indonesia belum pulih.

“Sebenarnya daya beli kita sejak tahun lalu kan drop. Sudah pelan-pelan pulih, dihajar lagi. Apa boleh buat. Sekarang yang penting semua sehat dulu,” katanya, baru-baru ini

Ia mengatakan, saat ini Indonesia sedang melaksanakan vaksinasi. Diharapkan dengan adanya vaksin tersebut bisa berjalan lancar dan cepat.

Semakin cepat selesai program vaksinasi tersebut, maka semakin cepat pulih perekonomian Indonesia dan Sumut khususnya.

“Sekarang kan warung-warung, restoran yang tutup jam 9. Mal-mal juga tutup jam 9, itu memang sangat terpukul,” ujarnya.

Dijelaskannya, jadwal buka dan tutup mal yang dipercepat tentu memberikan dampak yang besar. Sebab, orang-orang akan cenderung tidak memiliki waktu yang panjang untuk datang ke mal.

“Habis bekerja, sampai di rumah mandi dan lainnya, pergi jam 7 sampai di mal jam 8. Terus jam 9 tutup, kan ngapain. Tapi memang pada saat sekarang ini, satu-satunya jalan untuk membatasi berkumpul, ini kembali ke masyarakat bagaimana dia dasar bagaimana bahayanya virus ini,” jelasnya.

Selain mal, sektor lainnya juga begitu terpukul karena Covid-19. Kafe-kafe yang saat ini terlihat ramai untuk dijadikan tempat nongkrong, dikatakannya adalah kafe-kafe yang tidak memiliki izin.

Karena meski melanggar jam operasional, mereka tidak perlu khawatir izinnya dicabut.

Vincent mengatakan, satu tips untuk bertahan dalam situasi seperti ini adalah harus pandai-pandai mengatur keuangan.

Namun kendati demikian, pada beberap perusahaan penghematan keuangan tersebut justru berdampak pada terjadinya perampingan tenaga kerja hingga PHK.

“Satu-satunya harapan cepatlah vaksin ini jalan. Jadi supaya semua bisa bergairah, bergerak lag,” ucapnya. (red)