Home / POLITIK / Kisah Spesial Sihar Sitorus dan Nenek Saulina di Tepi Danau Toba

Kisah Spesial Sihar Sitorus dan Nenek Saulina di Tepi Danau Toba


Sihar Sitorus memapah Nenek Saulina Boru Sitorus di Dusun Panamean, Desa Sampura, Kecamatan Ukuran, Toba Samosir (Tobasa). Nenek Saulina berusia 92 itu yang dipidana atas kasus penebangan pohon durian. [edisimedan.com]

EDISIMEDAN.com, TOBASA – Perjalanan Sihar Sitorus sore itu untuk menemui seorang warga di Dusun Panamean, Desa Sampura, Kecamatan Ukuran, Toba Samosir (Tobasa) merupakan perjalanan spesial.

Kunjungan Sihar ke dusun tersebut bukan hanya sekadar menyapa warga, tapi ada seseorang yang spesial yang harus ditemuinya.

“Yang pasti yang saya temui bukan politisi. Bukan juga seorang tokoh masyarakat. Tetapi harus ke sana,” kata Sihar saat di atas boat.

Meski cuaca terlihat kurang bersahabat, Sihar mengatakan dia tidak mencemaskan hal itu. Ia bilang, Danau Toba itu anugrah Tuhan untuk masyarakat dengan segala keindahannya. Jadi, selama niat kita tulus, alam akan bersahabat.

Baca Juga:  PDIP Umumkan Cagub dan Cawagub Sumut Pekan Ini

“Ini kampungku, indah kan? Kampung mu di mana?” katanya didampingi istrinya saat mengarungi gelombang air Danau Toba yang menerpa boat yang dia sewa.

Sihar mengatakan masyarakat yang dikunjunginya adalah warga yang bermukim di tepi danau. Mereka sudah tinggal secara turun temurun, serta hidup dengan sederhana. Berdampingan satu dengan yang lain. Namun ada persoalan yang terjadi di lingkungan masyarakat itu. Sehingga dia harus ke sana untuk menemui mereka.

“Saya mendengar ada beberapa masalah vertikal di sana antarsesama kerabat. Saya datang ingin menyapa dan berbagi cerita damai bersama mereka,” jelasnya.

Sihar mengatakan, di lingkungan masyarakat pada umumnya kerap terjadi papasan vertikal tersebut. Seorang pemimpin harus dapat menjadi pendamai. Memihak kebenaran dan kebaikan.

Baca Juga:  Begini Reaksi JR Saragih Atas Putusan Bawaslu Sumut

“Jadi kalau ingin hidup di lingkungan masyarakat yang baik, ya kita harus bisa menempatkan diri sebagai objek dan sebagai subjek. Agar kita dapat hidup dengan damai,” jelasnya.

Terkait


Berita Terbaru