EDISIMEDAN.com, MEDAN – Dalam kehidupan, kesehatan adalah aspek yang tidak ternilai harganya. Namun, akses terhadap layanan medis yang berkualitas masih sering menjadi tantangan, terutama bagi masyarakat dengan keterbatasan finansial. Di tengah keterbatasan tersebut Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) hadir dan memberikan berbagai manfaat besar kepada seluruh peserta. Salah satunya adalah Wenny Idola, seorang ibu rumah tangga berusia 29 tahun yang telah menjadi peserta Program JKN dari segmen peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) mandiri kelas tiga selama delapan tahun.
Wenny memiliki pengalaman langsung mengenai bagaimana BPJS Kesehatan membantu dirinya dan keluarganya melewati masa-masa sulit.
Ia menceritakan bahwa proses pendaftaran keanggotaan sangat mudah dan cepat, terutama saat dilakukan langsung di kantor pelayanan.
Selain itu, akses terhadap layanan kesehatan yang diberikan sangat membantu, terutama bagi keluarga dengan kondisi ekonomi terbatas.
“Keberadaan BPJS Kesehatan menjadi penolong utama bagi saya. Pengalaman yang paling berbekas adalah saat melahirkan anak-anak saya. Dengan adanya BPJS Kesehatan, saya bisa mendapatkan pelayanan medis yang memadai tanpa harus mengkhawatirkan biaya yang besar. Saat saya melahirkan, semua prosesnya ditanggung BPJS. Saya tidak perlu memikirkan biaya besar yang mungkin saja memberatkan kalau harus membayar sendiri. Itu sangat membantu saya sebagai ibu rumah tangga,” ujar Wenny, pada Kamis (27/2).
Tidak hanya saat dalam pelayanan persalinan, Wenny juga merasakan manfaat Program JKN ketika suami dan anaknya mengalami sakit muntah serta diare yang berlangsung selama empat hari.
Di saat kesehatan keluarganya terganggu, ia merasa tenang karena akses layanan kesehatan tersedia dengan mudah dan tanpa kendala berarti.
Pengalaman tersebut semakin memperkuat pandangannya bahwa Program JKN memberikan perlindungan yang sangat penting, terutama dalam situasi darurat yang tidak bisa diprediksi.
Meskipun sering mendengar pemberitaan negatif tentang Program JKN yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan, pengalaman pribadinya justru membantah anggapan tersebut. Ia menilai bahwa pelayanan yang diberikan cukup cepat dan efisien, terutama jika peserta memanfaatkan Aplikasi Mobile JKN milik BPJS Kesehatan. Aplikasi tersebut memudahkan peserta dalam mengakses berbagai layanan administrasi, seperti perubahan data kepesertaan hingga pendaftaran fasilitas kesehatan tanpa harus datang langsung ke kantor. Kehadiran teknologi ini, menurutnya, menjadi langkah positif dalam meningkatkan kualitas layanan serta mempercepat proses bagi peserta.
“Saya sering dengar berita miring tentang BPJS Kesehatan, katanya prosesnya lama, sulit, atau tidak memadai. Tapi kenyataannya berbeda. Kalau pakai aplikasinya dan juga kita langsung datang ke kantor, keduanya prosesnya sama cepatnya. Pelayanan juga bagus, tidak ada kendala. Tidak sanggup saya membayangkan bagaimana sulitnya berobat ke rumah sakit jika tidak ada program ini,” kata Wenny.
Bagi Wenny, Program JKN bukan hanya soal akses berobat, tetapi juga tentang kepastian bahwa setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan layanan kesehatan, terlepas dari kondisi ekonomi mereka. Wenny merasa bersyukur bahwa keluarganya dapat merasakan manfaat perlindungan kesehatan tanpa diskriminasi.
Pengalaman tersebut membuatnya semakin percaya bahwa keberadaan Program JKN memberikan rasa aman bagi masyarakat, terutama saat menghadapi situasi yang tidak terduga.
“Ke depannya, saya berharap program ini terus diperkuat agar semakin banyak masyarakat yang merasakan manfaat serupa. Saya yakin bahwa kepercayaan masyarakat terhadap BPJS Kesehatan akan semakin membaik dengan inovasi-inovasi yang terus dikembangkan. Bagi banyak keluarga di Indonesia, BPJS Kesehatan bukan hanya kartu identitas, tetapi simbol harapan akan masa depan yang lebih sehat, lebih setara, dan lebih berkeadilan,” tutup Wenny. (red)
