Home / SUMUT / Ribuan Penduduk di Sumut Masih Bodoh, Belum Mampu Mengeja Nama Sendiri

Ribuan Penduduk di Sumut Masih Bodoh, Belum Mampu Mengeja Nama Sendiri


Plt Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi didampingi Wakil Bupati Deliserdang Zainuddin Mars, Ketua TP PKK Sumut Evi Diana Erry dan Kadis Pendidikan Sumut Masri melepaskan burung merpati sebagai lambang semangat pengentasan buta aksara dan menekan angka kebodohan di Sumut.

DELISERDANG, MEDAN| Meski dari tahun ke tahun, grafik penduduk buta aksara di Sumut terus membaik, namun sampai saat ini masih ada ribuan warga Sumatera Utara yang belum mampu mengeja namanya sendiri.

Data tersebut terkuak dalam acara Peringatan Hari Aksara Internasional ke-50 Tingkat Sumut yang berlangsung di Alun-alun Lapangan Baharoeddin Lubuk Pakam, Deliserdang, Kamis (27/11/2015).

Acara tersebut juga ditandai dengan melepaskan burung merpati sebagai lambang semangat pengentasan buta aksara dan menekan angka kebodohan di Sumut.

Pelaksana Tugas Gubernur Sumatera Utara, Tengku Erry Nuradi berharap 33 Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota yang ada di Sumut untuk terus melakukan berbagai upaya agar angka buta aksara aksara di Sumut menurun dari tahu ke tahun.

Baca Juga:  Gizi Buruk, Bocah 2 Tahun Asal Nisel Beratnya Hanya 4,5 Kg

“Jika kita bersinergis, saya yakin Sumut akan menempati urutan 5 besar pengentasan buta aksara secara nasional,” ajak Erry.

Menurutnya, tahun 2015 Sumut masih berada di urutan 8 besar terbaik nasional dalam pengentasan buta aksara dengan persentase buta aksara hanya 2,78 persen. Angka ini jauh lebih baik dari nasional yang masih di angka 3,94 persen.

“Pada tahun 2015, pemerintah berupaya mengurangi jumlah penduduk buta aksara menjadi kurang 5 persen dari 5,9 juta orang yang belum mampu mengeja dan namanya sendiri. Hingga saat ini, sebanyak 8 provinsi di Indonesia yang memiliki penduduk buta aksara diatas 5 persen,” papar Erry.

Sementara Kadis Pendidikan Sumut Masri, menilai Peringatan Hari Aksara Internasional ke-50 tahun ini, Sumut mendapat kabar gembira sebab Nias Selatan keluar dari zona buta aksara tertinggi secara nasional.

Baca Juga:  Terancam Petani Mekar Jaya Binjai Mau Ngadu Presiden RI

“Ini perkembangan yang menggembirakan. Angka buta aksara di Nias Selatan berkurang dan tidak lagi termasuk 10 besar buta aksara tertinggi di Indonesia,” sebut Masri.

Deliserdang dipilih sebagai tuan rumah Peringatan Hari Aksara Internasional ke 50 Tingkat Sumut. Kegiatan itu diikuti 28 delegasi Kabupaten/Kota se-Sumut yang digelar di Alun-alun Lapangan Baharoeddin Lubuk Pakam.

Mereka menggelar bazar, pameran dan berbagai kegiatan lomba diantaranya pemilihan stand terbaik, pentas seni pendidikan, lomba karya tulis dan lomba menulis surat kepada Gubernur Sumut.

Hadir pula dalam acara tersebut Kepala BIN Daerah (Kabinda) Sumut Brigjen TNI Tumino Hadi, jajaran FKPD Sumut, Ketua TP PKK Sumut Evi Diana Erry, Wakil Bupati Deliserdang Zainuddin Mars, Pj Bupati Serdangbedagai (Sergai) Alwin Sitorus dan pejabat daerah di lingkungan Kabupaten Deliserdang.

Baca Juga:  CafĂ© Kolam Garden Binjai Saingi Sky Garden, Lokasi Ngopi Tercun

Sementara Kabupaten Deliserdang sendiri, pada 24 Oktober lalu, memperoleh Anugerah Aksara Madya dari Pemerintah atas prestasi menurunkan angka buta aksara hingga 0,2 persen dari sekitar 2 juta penduduk Delisedrdang.

“Pemkab Deliserdang berkomitmen memberantas buta aksara secara terus-menerus. Salah satunya dengan meningkatkan mutu dan kualitas belajar mengajar dan transformasi ilmu dalam upaya mencerdaskan masyarakat,” ujar Wabup Deliserdang, Zainuddin Mars. [ded]

Terkait


Berita Terbaru